Minggu, 28 Juli 2013

Peringatan Sebelum Memulai Olah Raga Menyumpit

Olah raga menyumpit memberikan manfaat kesehatan dan kesenangan, namun demi keamanan dan kenyamanan perlu diperhatikan beberapa hal yang sangat penting berikut ini:

  1. Pasanglah target di tempat yang aman di mana orang tidak akan muncul secara kebetulan.
  2. Jarak pemain dengan target dimulai dari 5 meter, dan ditambah menurut kemajuan penguasaan teknik  Jarak standar kompetisi adalah 10m (11 yard). 
  3. Test ukuran dan bentuk panah dengan menjatuhkannya ke dalam pipa, dan pastikan dapan meluncur degan mulus melalui pipa (lulus tes). Pipa sepanjang 13 cm cukup nyaman untuk menguji anak panah / sumpit. 
  4. Penggunaan berulang-ulang dapat mengakibatkan perubahan bentuk anak panah / sumpit. Sering-seringlah menguji ukuran anak panah / sumpit melalui pipa. Gosok anak panah / sumpit dan kembalikan bentuknya menjadi bulat. Masukkan pipa kertas 5cm ke dalam pangkal anak panah / sumpit danbiarkan semalam.
  5. Jika dinding dalam pipa sumpit basah, anak panah / sumpit akan menempel. Bersihkan embun dari dinding dalam pipa dengan melewatkan kertas lembut menggunakan batang pembersih pipa setelah Anda menembak 5 atau 6 anak panah / sumpit.
  6. Jika Anda meniup pipa sumpit terlalu kuat, itu merupakan beban berat ke paru-paru dan dapat berbahaya. Khusus untuk orang-orang yang menderita asma, penyakit paru-paru, gangguan jantung, atau struktur yang lemah harus berkonsultasi dengan dokter terlebuh dahulu.
  7. Jika Anda merasa ada sesuatu yang salah dengan tubuh setelah meniup sumpit, berhentilah bermain.
  8. Waspadalah ketika membawa sumpitan olahraga di malam hari karena Anda mungkin
    diduga penjahat!
  9.  In Jepang berburu binatang dilarang oleh hukum. Anda tidak bisa menembak binatang
    atau burung dengan alat atau senjata apapun tanpa lisensi berburu
  10. Harap memainkan olah raga sumpitan sesuai dengan semangat Bushido dan
    sportivitas.
  11. Jangan meniup dengan cepat, karena buruk bagi kesehatan.
  12. Waspadai penggunaan berbuat nakal oleh anak-anak. Jauhkan alat di tempat yang aman. 
  13. Ukuran pipa aluminium seringkali sedikit berbeda. Jika membuat pipa sumpit sendiri, pastikan sesuai dengan ukuran anak panah / sumpit.
  14. Pelindung moncong dapat mencegah kerusakan laras sumpit. Ketika ujung laras itu
    tidak bulat lagi, pahatlah sisi dalam menggunakan pisau.
  15. DAlam kompetisi berhati-hati saat untuk mengambil anak panah / sumpit. Ambil secara bersama-sama setelah semua orang selesai meniup sumpit.
  16. Tempelkan selotip 5 mm X 5 mm di dalam pangkal anak panah / sumpit untuk mencegah terkelupasnya lapisan kertas
  17. Jangan menunjuk seseorang dengan pipa sumpit bahkan jika pipa tersebut tidak terisi. Jangan menembakkan anak panah / sumpit ke atas, anak panah / sumpit akan turun dan melukai seseorang.
International Fukiyado Association  http://www.sportsfukiya.net/l 
Hironori Higuchi 2-6-20 Jonaicho Nagaoka 940-0061 Japan 
Phone Fax:0258-34-2303E-mail: info@sportsfukiya.net



Salam


"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"

Sabtu, 27 Juli 2013

Peraturan IFA - Point Game

International Fukiyado Association sebagai badan yang menaungi olah raga menyumpit tingkat dunia telah membuat panduan dan aturan penilaian Point Game sebagai berikut:

  1.  Setengah diameter (jari-jari) lingkaran sasaran adalah 3, 6 dan 9 cm dengan poin 7, 5 dan 3 dari pusat lingkaran.
  2. Ketinggian pusat target adalah160 cm (5.2 feet). 
  3. Jalur penembakan adalah 10 meter (33 kaki atau 11 yard) dari target, baik untuk pria maupun wanita. 
  4. Pemain menembakkan 5 anak panah dalam satu putaran / ronde kompetisi. Satu kompetisi terdiri dari 6 putaran.
  5. Satu putaran adalah 3 menit, jika ia tidak bisa menembak 5 anak panah dalam 3 menit, poin di luar waktu tersebut tidak dihitung. Total waktu 6 putaran adalah 25 menit yang termasuk waktu pemeriksaan sasaran oleh penanda (marker).
  6. Setelah seluruh penembakan dalam satu putaran selesai, penanda (marker) memeriksa anak panah /  sumpit dan mencatat poin. Selanjutnya pemain dapat menarik anak panah lepas dari sasaran.
  7. Panjang pipa sumpit adalah 120 cm (47,2 inch) atau kurang. Kaliber pipa bebas.
    Pipa sumpit standar adalah kaliber 13 mm (0.51 inch). Panjang anah panah / sumpit standar adalah sekitar 21 cm (8,2 inch) dengan berat 0,8 gr. Aksesoris pipa sumpit dan semua jenis anak panah / sumpit diperbolehkan.
    Orang asing yang
    mengunjungi Jepang untuk bergabung dengan kompetisi dapat menggunakan pipa  sepanjang
    121.92 cm (48 inch). Berat pipa bebas, panjang dan berat panah bebas
  8. Ketika anak panah mengenai tepat di garis lingkaran, poin dihitung pada zona yang lebih besar (nilai lebih kecil)
  9. Ketika pemain meniup dan menjatuhkan anak panah / sumpit dan dapat mengambilnya dengan pipa sumpit dari dalam garis penembakan, dia bisa menyumpitkannya lagi. Hanya poin ke-dua yang dicatat.
    Jika dia tidak dapat mengambil anak panah / sumpit maka poin tersebut dihitung sebagai nol.
  10. Ketika total skor menjadi sama, pemain dengan skor tinggi lebih banyak ditunjuk sebagai peringkat yang lebih tinggi.
  11. 15 menit sebelum kompetisi berlangsung, pemain dapat mencoba untuk menembakkan tiga anak panah / sumpit.
  12. Masalah lain harus dibicarakan dan diselesaikan oleh operator, perwakilan dan pemain.
  13. Peraturan pertandingan lapangan ditulis dalam halaman lain.
  14. Pada saat kompetisi tidak diperbolehkan merokok.
  15. Ketika pemain meniup 6 anak panah di satu putaran, maka satu anak panah / sumpit dengan poin tertinggi dikeluarkan dari perhitungan.
  16. Ketinggian pusat target bagi pemain yang menyumpit dari kursi roda adalah 125 cm.
  17. Jika anak panah / sumpit yang terpental dari target, pemain dapat menembak sekali lagi.
  18. Ketika pemain menembakkan 2 kerucut anak panah / sumpit bersama-sama karena kitidaksengajaan, dianggap sebagai salah satu anak panah. Anak panah kawat dan bambu tidak diakui dalam kompetisi ini.
  19. Dalam kasus nilai seri, meniup 3 anak panah / sumpit digunakan untuk memutuskan kemenangan atau kekalahan
  20. Disarankan untuk memasang lingkaran kawat dengan dasar spons, dalam kompetisi resmi. 
 Sumber (http://www.echigo.ne.jp/~dhiguchi/5_e.html)
 
Salam


"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"

Jumat, 26 Juli 2013

Sumpit Sebagai Olah Raga

Tidak perlu dipungkiri, sumpit dikenal luas di Indonesia. Sumpit tercantum dalam sejarah maupun legenda yang ada di Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi dan Jawa. Namun sayang, sumpit seperti sudah terlupakan dan terpinggirkan senasib dengan warisan budaya yang lain :-(  Sambil terus menggali informasi mengenai serba-serbi sumpit di Nusantara, kami akan mulai lebih fokus untuk mempromosikan sumpit sebagai olah raga, salah satunya dengan menginisiasi Indonesia Blowgun Community.


Saat ini di tingkat dunia sudah ada asosiasi yang menaungi olah raga menyumpit, dipelopori oleh orang Jepang sehingga asosiasi tersebut juga menggunakan bahasa jepang: International Fukiyado Association. Fukiya adalah bahasa Jepang untuk sumpit atau blowgun. IFA telah menjadi acuan mengenai peraturan olah raga sumpit di dunia, bahkan mulai mengusahakan olah raga menyumpit ini masuk dalam Olimpiade.


Hal yang cukup membanggakan adalah saudara-saudara kita di Kalimantan sudah memulai membuat kompetisi sumpit tradisional dan digelar sebagai event tingkat internasional. Jika International Borneo Sumpit Tournament ini berhasil mendunia nantinya, tentu akan sangat ironis jika orang Indonesia sendiri justru melupakan atau bahkan tidak mengetahui sumpit sebagai kekayaan budaya nenek moyang mereka.


Salam
"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"

Rabu, 17 Juli 2013

Serba-serbi Sumpit di Jawa

Awalnya kami tidak terlalu berharap dapat menemukan cukup banyak kisah, legenda ataupun sejarah yang menunjukkan eksistensi sumpit di Pulau Jawa, selain di Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Bali dan Sulawesi. Namun hasil dari pencarian kami justru menunjukkan cukup banyak kisah yang melibatkan sumpit (tulup) di Jawa. Hal ini tentu semakin meningkatkan antusiasme kami untuk 'mengembalikan ingatan' bangsa Indonesia terhadap sumpit sebagai warisan budaya Nusantara. 


Tulisan http://lubisgrafura.wordpress.com/f-kejawen/berbagai-senjata-di-jawa menyebutkan sumpit sebagai salah satu senjata kuno di Jawa, yang selama ini lebih identik dengan keris. Tulisan http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2011/03/26/aneka-permainan-anak-sd-era-1990an/#more-2906 juga menyebutkan tulup sebagai salah satu permainan anak SD era 1990-an, walaupun sekarang sudah semakin jarang dijumpai anak-anak bermain tulup / sumpit. Saat ini akan lebih mudah menjumpai anak-anak SD di Indonesia yang bermain airsoft gun dibandingkan tulup atau sumpit, apalagi di lingkungan perkotaan.

Di Grobogan - Jawa Tengah terdapat makam tokoh yang dikenal sebagai Joko Tarub. Joko Tarub disebutkan sedang memburu seekor burung menggunakan senjata sumpit Tunjung Lanang sebelum akhirnya bertemu dengan bidadari yang sedang mandi di Sendang Telogo. Ki Ageng Tarub merupakan leluhur para raja di Jawa Tengah
Di daerah Boyolali - Jawa Tengah juga terdapat kisah mengenai Raden Ayu Bronto Telih, putri Ki Ageng Kembang Lampir pada era sebelum kerajaan Surakarta berdiri. Dalam cerita disebutkan bahwa Raden Ayu Bronto Telih diusir oleh sang ayah karena kedapatan hamil tanpa diketahui siapa laki-lakinya. Singkat cerita dalam pengasingan Raden Ayu Bronto Telih melahirkan anaknya namun dia sendiri meninggal lalu ditemukan oleh seorang pemburu burung yang menggunakan senjata tulup.

Tulup juga disebutkan menjadi senjata yang digunakan oleh Kyai Tumenggung Djojonegoro (Pusponegoro II) yang menjabat sebagai bupati di Gresik pada abad ke 17 Masehi. Tulup milik Tumenggung Djojonegoro ini dikisahkan mampu membuat nyali prajurit musuh menciut, pada saat perang antara pasukan Gresik yang didukung pasukan Ponorogo melawan pasukan Sampang.

Legenda Lutung Kasarung di Jawa Barat menyebutkan Ratu Purbararang di Kerajaan Pasir Batang akan mengadakan upacara pengorbanan. Untuk itu deperintahlah Aki Panyumpit yang menggunakan senjata sumpit untuk berburu, hingga akhirnya bertemu dengan Lutung Kasarung. (Sumber: http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/lutung-kasarung.html)

Jika masih belum yakin dengan eksistensi sumpit di Jawa, maka artikel "Borobudur reliefs as a source for military history(?)" ini kiranya dapat semakin menguatkan pendapat tersebut. Dalam relief tergambar sumpit digunakan untuk berburu, selain panah. Hal ini menjadi bukti bahwa sumpit merupakan salah alat berburu atau bahkan senjata perang di Jawa pada abad ke-8 Masehi. (Sumber: http://l-clausewitz.livejournal.com/527748.html?title=Borobudur%20reliefs%20as%20a%20source%20for%20military%20history%28%3F%29&hashtags= )


Salam


"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"




Sabtu, 13 Juli 2013

Serba-serbi Sumpit di Sulawesi

Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Bali memiliki catatan sejarah ataupun legenda mengenai keberadaan sumpit sebagai bagian dari budaya dan kearifan lokal. Ternyata sumpit juga hadir di Sulawesi sebagai salah satu pulau besar Indonesia. Di sekitar Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, di sekitar Gunung Gawalise terdapat desa Dombu, Matantimali, Panasibaja, Bolobio dan Rondingo yang ditinggali Suku Da'a (merupakan Sub-etnis Suku Kaili). Suku Da'a masih menggunakan sumpit sebagai alat berburu, dan dijadikan salah satu atraksi wisata Kota Palu.



Di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Suku Wana yang mempunyai kesederhanaan dan cara pandang terhadap alam (Pengale) masih memegang teguh adat istiadat. Masyarakat Adat Wana memiliki seni yang tinggi berupa kerajinan rotan, serta memiliki keterampilan membuat sumpit yang digunakan sebagai alat berburu binatang burung, monyet dan babi. Manyopu adalah sebutan untuk aktifitas menyumpit. Suku Wana tinggal di Posangke, Kayupoli dan Kajumarangka, dan hidup sebagai peladang berpindah dengan sistem rotasi.



Di beberapa daerah di Sulawesi Tengah, misal di tepian Danau Poso, telah ditemukan berbagai peralatan dalam bentuk kedudayaan Dongson (perunggu) dari zaman Megalitikum. Barang-barang tersebut berupa kapak-kapak dan gelang-gelang perunggu, manik-manik dan kulit-kulit siput, di samping sumpit dan jerat untuk berburu. Beberapa suku terasing masih mempergunakan alat-alat seperti itu.
(Sumber: https://www.facebook.com/notes/andi-pertiwi-damayanti/sebuah-catatan-dari-lintasan-sejarah-sulteng/2323052523931?ref=nf)


Salam




"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"


Jumat, 05 Juli 2013

Serba-serbi Sumpit di Bali

Sumpit ada dan masih ada di Kalimantan, muncul dalam legenda di Sumatera dan Nusa Tenggara. Lalu di pulau mana lagi? Artikel kali ini akan menyampaikan kisah yang melibatkan sumpit di Pulau Bali. 


Sumpit ternyata mewarnai sejarah kerajaan Buleleng. I Gusti Gde Pasekan disebutkan memiliki pusaka pemberian sang ayah I Gusti Ngurah Jelantik, yaitu tombak tulup (sumpit) Ki Pangkajatattwa atau Ki Tunjungtutur di samping keris pusaka Ki Semang. Dikisahkan juga Pasukan Bali menggunakan sumpit saat menyerang Kerajaan Blambangan. Keahlian Pasukan Bali dalam menggunakan senjata sumpit mampu menimbulkan jatuhnya banyak korban dari pihak pasukan Macan Putih Blambangan.
(Sumber: http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/sejarah-buleleng.html )

Dalam kisah lain disebutkan bahwa tulup (sumpit) juga digunakan oleh Kyayi Agung Bandhesa Gelgel Kubontubuh atau Kyayi Klapodhyana yang diuji kesetiaan, keperwiraan dan ketangkasannya oleh Sri Smara Kepakisan. Kyayi Klapodhyana diminta mengatasi ganguan macan hitam yang sering membuat onar. Hal ini merupakan permintaan Raja Blangbangan.Sri Smara Kepakisan membekali Kyayi Klapodhyana dengan sumpitan berujung tombak yang bernama Macan Guguh.Sumpit tersebut pada akhirnya mampu membunuh macan hitam yang menggangu warga Blangbangan
(Sumber: http://www.kubontubuh-kuthawaringin.blogspot.com )


Salam


"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"