Kamis, 02 Mei 2013

Serba-serbi Sumpit di Kalimantan

Dalam artikel ini penulis ingin berbagi hasil pencarian yang telah dilakukan (melalui mesin pencari google) mengenai kisah, cerita rakyat, dan artikel yang berkaitan dengan keberadaan sumpit (tulup, kleput) sebagai alat berburu maupun senjata di Indonesia. Kisah, cerita dan artikel tersebut sedikit banyak dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa sumpit dengan berbagai nama pernah eksis di Nusantara (dan diharapkan akan tetap eksis, sebagai warisan budaya).


Kalimantan penulis pilih untuk mengawali rangkaian beberapa artikel berikutnya karena hingga saat ini sumpit masih eksis di Kalimantan. Saudara-saudara kita suku Dayak sudah lama dan masih menggunakan sumpit (dalam bahasa setempat disebut Sipet) untuk berburu, dan sudah mulai menjadikannya sebuah olah raga prestasi.

Menyumpit (manyipet) pada jaman dulu merupakan sebuah kebanggan bagi suku Dayak, karena kaum lelaki dapat membawa hasil buruan bagi keluarga. Saat ini menyumpit masih dilakukan sebagai sambilan saat pergi ke ladang. Untuk berburu, biasanya anak panah diberi racun dari tanaman Ipu atau Siren 
agar lebih efektif menjatuhkan binatang buruan.

Asal mula sumpit setidaknya ada 2 versi: (1) seorang pandai besi mendapati bambu yang digunakan untuk meniup bara api tersumbat, lalu ditiup kuat-kuat dan penyumbatnya dapat meluncur dengan kencang, (2) peniup seruling yang meniup sumbatan dalam serulingnya dengan kuat.

Sumpit juga mengandung filosofi dan kearifan lokal. Pembuatan sumpit (membuat lubang dalam sebatang kayu bulat panjang) yang memerlukan kesabaran dan ketelatenan karena membutuhkan waktu yang lama, memberikan makna bahwa berpikir harus lurus.

Adanya anak panah (damek) beracun yang sangat berbahaya juga disertai sebuah kearifan lokal berupa pantangan menggunakan sumpit untuk 'menembak' manusia, karena anak panah yang tersisa akan hilang kesaktiannya. Hal ini menjaga agar sesama manusia tidak saling bunuh.(sumber: http://elang114.wordpress.com/2012/06/29/manyipet/)

Sumpit juga dilirik oleh TNI sebagai alat untuk melakukan serangan diam-diam dalam sebuah operasi militer. Yonif 600 / Raider di Kalimantan pada bulan Februari 2003 membentuk Tim Sumpit dengan dengan anggota awal para prajurit keturunan Dayak yang memang sudah akrab dengan senjata ini.

(Sumber: <http://garudamiliter.blogspot.com/2012/03/tim-sumpit.html)
Saudara-saudara kita di Kaliamantan Barat bahkan sudah aktif mengadakan kompetisi menyumpit tingkat Internasional sejak tahun 2011. Acara yang diselenggarakan setiap tahun ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat. Para pegiat olah raga sumpit juga mempunyai goal besar untuk menjadikan sumpit sebagai salah satu cabang olah raga dalam Pekan Olah Raga Nasional  (PON) dan Olimpiade.



Salam
"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar