Rabu, 17 Juli 2013

Serba-serbi Sumpit di Jawa

Awalnya kami tidak terlalu berharap dapat menemukan cukup banyak kisah, legenda ataupun sejarah yang menunjukkan eksistensi sumpit di Pulau Jawa, selain di Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Bali dan Sulawesi. Namun hasil dari pencarian kami justru menunjukkan cukup banyak kisah yang melibatkan sumpit (tulup) di Jawa. Hal ini tentu semakin meningkatkan antusiasme kami untuk 'mengembalikan ingatan' bangsa Indonesia terhadap sumpit sebagai warisan budaya Nusantara. 


Tulisan http://lubisgrafura.wordpress.com/f-kejawen/berbagai-senjata-di-jawa menyebutkan sumpit sebagai salah satu senjata kuno di Jawa, yang selama ini lebih identik dengan keris. Tulisan http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2011/03/26/aneka-permainan-anak-sd-era-1990an/#more-2906 juga menyebutkan tulup sebagai salah satu permainan anak SD era 1990-an, walaupun sekarang sudah semakin jarang dijumpai anak-anak bermain tulup / sumpit. Saat ini akan lebih mudah menjumpai anak-anak SD di Indonesia yang bermain airsoft gun dibandingkan tulup atau sumpit, apalagi di lingkungan perkotaan.

Di Grobogan - Jawa Tengah terdapat makam tokoh yang dikenal sebagai Joko Tarub. Joko Tarub disebutkan sedang memburu seekor burung menggunakan senjata sumpit Tunjung Lanang sebelum akhirnya bertemu dengan bidadari yang sedang mandi di Sendang Telogo. Ki Ageng Tarub merupakan leluhur para raja di Jawa Tengah
Di daerah Boyolali - Jawa Tengah juga terdapat kisah mengenai Raden Ayu Bronto Telih, putri Ki Ageng Kembang Lampir pada era sebelum kerajaan Surakarta berdiri. Dalam cerita disebutkan bahwa Raden Ayu Bronto Telih diusir oleh sang ayah karena kedapatan hamil tanpa diketahui siapa laki-lakinya. Singkat cerita dalam pengasingan Raden Ayu Bronto Telih melahirkan anaknya namun dia sendiri meninggal lalu ditemukan oleh seorang pemburu burung yang menggunakan senjata tulup.

Tulup juga disebutkan menjadi senjata yang digunakan oleh Kyai Tumenggung Djojonegoro (Pusponegoro II) yang menjabat sebagai bupati di Gresik pada abad ke 17 Masehi. Tulup milik Tumenggung Djojonegoro ini dikisahkan mampu membuat nyali prajurit musuh menciut, pada saat perang antara pasukan Gresik yang didukung pasukan Ponorogo melawan pasukan Sampang.

Legenda Lutung Kasarung di Jawa Barat menyebutkan Ratu Purbararang di Kerajaan Pasir Batang akan mengadakan upacara pengorbanan. Untuk itu deperintahlah Aki Panyumpit yang menggunakan senjata sumpit untuk berburu, hingga akhirnya bertemu dengan Lutung Kasarung. (Sumber: http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/lutung-kasarung.html)

Jika masih belum yakin dengan eksistensi sumpit di Jawa, maka artikel "Borobudur reliefs as a source for military history(?)" ini kiranya dapat semakin menguatkan pendapat tersebut. Dalam relief tergambar sumpit digunakan untuk berburu, selain panah. Hal ini menjadi bukti bahwa sumpit merupakan salah alat berburu atau bahkan senjata perang di Jawa pada abad ke-8 Masehi. (Sumber: http://l-clausewitz.livejournal.com/527748.html?title=Borobudur%20reliefs%20as%20a%20source%20for%20military%20history%28%3F%29&hashtags= )


Salam


"Kembalikan eksistensi Tulup / Sumpit / Sipet / Kleput / Ultop di Indonesia"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar